Timnas Indonesia U-23 Gagal Rebut Emas SEA Games 2021
hanya mampu meraih medali perunggu di SEA Games 2022, Vietnam. Pada perebutan tempat ketiga, skuad Garuda Muda mengalahkan Malaysia via adu penalti dengan skor 4-3 di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, Vietnam, Minggu (22/5/2022) WIB.
Hasil ini sekaligus membuat tim asuhan Shin Tae-yon gagal mewujudkan target meraih medali emas di ajang multi event kawasan Asia Tenggara itu.
Indonesia kalah tiga gol tanpa balas dari Vietnam di laga perdana Grup A (6/5/2022) dan ditekuk Thailand 0-1 di semifnal (19/5/2022).
Dihubungi Bola.com, Selasa (24/5/2022), eks penyerap sayap timnas Indonesia, Hanafing, menilai hasil yang diraih Timnas Indonesia U-23 sejatinya sudah diprediksi sejak awal.
Berbagai pujian yang dilontarkan kepada Timnas Indonesia U-23 jelang SEA Games 2021 menurut Hanafing tak bisa dijadikan acuan.
"Sepak bola Indonesia memang sudah tertinggal dari Vietnam dan Thailand. Baik secara pembinaan, fasilitas mau pun atmosfer kompetisi," ujar Hanafing yang meraih medali emas bersama timnas Indonesia di SEA Games 1991.
Ketiga faktor inilah yang menjadi kendala dan kurang mendapat perhatian yang serius stakeholder sepak bola Indonesia. Terutama oleh federasi dan mayoritas klub di Indonesia. Padahal, secara bakat dan kemampuan dasar sepak bola kita terbilang lumayan.
Hanafing merujuk komentar sejumlah pelatih asing pernah berkiprah di timnas Indonesia yang rata-rata berkomentar sama.
Itulah mengapa ketika timnas U-23 menghadapi lawan dengan kendala yang notabene sama, maka skuad Garuda Muda terlihat dominan.
"Kalau adu bakat tentu kita menang. Tapi, ketika menghadapi tim yang memiliki kelebihan yang saya sebutkan tadi, kita sulit berbuat banyak," tegas Hanafing yang kini sudah mengantongi lisensi kepelatihan Pro-AFC ini.
Menurut Hanafing, problem yang ini sudah mulai terlihat sejak Indonesia terakhir kali meraih medali emas di SEA Games 1991. Apalagi sejak bergulirnya Liga Indonesia pada 1994, klub-klub Indonesia lebih fokus mengejar prestasi dan melupakan pembinaan.
Belakangan PSSI mewajibkan tim Liga 1 memiliki akademi untuk pembinaan pemain usia muda.
"Tapi, faktanya, kita semua tahu, mayoritas akademi klub hanya sekadar nama dan menjalankan kewajiban. Faktanya, hanya sedikit yang betul-betul membina pemain," papar Hanafing.
Jadi, di mata Hanafing, penampilan Garuda Muda di SEA Games 2021 adalah cermin pembinaan sepak bola Indonesia minimal lima tahun sebelumnya.
"Secara pribadi, saya berharap Shin Tae-yong diberikan kesempatan dua sampai tiga tahun depan untuk membangun timnas dan sepak bola Indonesia secara umum bersama PSSI.
Comments
Post a Comment